Admin DPRD

Hujan Interupsi Anggota DPRD Jember Membuat Sidang Paripurna Molor Sampai Dini Hari

JEMBER- Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Jember diwarnai dengan banyaknya interupsi dari para anggota DPRD. Tak ayal, pelaksanaan rapat tersebut menjadi berlarut-larut. Sidang yang dimulai sejak jam 21.00 WIB pada Jumat, 31 Maret itu pun baru bisa kelar pada jam 01.00 WIB tanggal 1 April 2023 dini hari. Peristiwa demikian terjadi ketika DPRD hendak menetapkan Raperda tentang Kabupaten Layak Anak dan Raperda tentang Pengelolaan Sampah.

Ikhwal molornya sidang gara-gara sejumlah anggota Dewan dari Partai Gerindra justru mengenakan atribut partainya. Sehingga, memicu protes dari legislator partai lain. Protes melalui interupsi mengemuka secara bersahut-sahutan. Sejak awal pembukaan sidang paripurna suara protes keras mencuat. “Intrupsi ketua, ini dalam sidang paripurna kok ada beberapa teman-teman memakai memakai partai politik,” ujar legislator Fraksi Pandekar Nyoman Aribowo.

Menurut Nyoman, perilaku demikian sangat tidak etis. Semestinya, dalam rapat resmi anggota DPRD menanggalkan atribut parpol. “Menjadi kecemburuan bagi anggota lain dari parpol lain, coba lihat pak Nur Hasan tidak Terima akhirnya akhirnya pakai jaket juga,” gerutunya.

Nyoman meminta agar pimpinan Dewan bisa bertindak bijak atas fenomena ini. Apabila memang diperbolehkan semua anggota juga akan menggunakan atribut partai masing-masing.

Anggota Fraksi Partai Nasdem Jember David Handoko Seto turut menyuarakan interupsi. Dia menilai fenomena itu sangat menyangkan paripurna yang sakral justru diwarnai adanya atribut parpol. “Saya minta pimpinan tegas, jangan sampai paripurna ini batal atas fenomena ini, mengingat perda ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat,” sahut David.

Siswono, anggota Fraksi Partai Gerindra meminta maaf karena telah menggunakan atribut parpol saat ada foto bareng. “Jadi mohon maaf atas hal ini, karena tadi tadi ada acara foto bersama,” ucap legislator yang juga Ketua Komisi B itu.

Sedangkan, Ketua Fraksi PKB Sunarsi Khoris meminta ketegasan dari pimpinan dewan, agar seluruh legislator menggunakan atribut partai segera melepasnya. “Saya memahami teman-teman Gerindra, dan saya mohon teman-teman agar melepas atribut setara ini, agar sekarang melepaskan pakaiannya terlebih dahulu,” seru Sunarsi.

Ketua Fraksi Gerindra, Hasan Basuki menjelaskan bahwa penggunaan atribut partai spontanitas saja. Tujuannya untuk memeriahkan ulang tahun Gerindra. “Jika ada keberatan dari anggota dewan lain, kami mohon ijin sebentar untuk melepas jaket, agar paripurna ini bisa berlanjut,” ucap dia.

Menanggapi hal itu, Pimpinan Sidang Paripurna Dedy Dwi Setiawan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Dia juga berharap agar anggota dewan melepas atribut partai dulu selama sidang berlangsung. “Pada rapat-rapat selanjutnya, agar teman-teman menggunakan pakaian dinas yang telah diatur dalam statuta, agar sidang ini bisa berjalan lancar,” tegasnya.

Setelah terjadi banjir intrupsi, akhirnya anggota Fraksi Gerindra mau melepas jaket parpol, dan akhirnya sidang pun dilanjutkan.  Sementara itu, Nur Hasan, Sunardi, Siswono, Hasan Basuki, Suhariyati pun juga keluar dan tidak mengikuti sidang paripurna tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *